Rabu, 19 Mei 2010

Kunci Sukses Gereja di China

Kunci Sukses Gereja di China
Oleh: Grace
Suryani


Suatu hari, saya pulang dari gereja. Di jalan saya ngobrol dengan teman-teman saya. Topik kita, apa bedanya gereja di China dengan gereja di Indo?!

Di China saya beribadah di 1 gereja kecil tapi punya iman sangat besar. Punya iman yang bisa mengoncang surga. Tempat ibadah kita itu sempit sekali. kita harus duduk berdesak-desakan. Malahan sering banget saya kebagian tempat duduk persis di sebelah WC. Gereja saya ngga punya band. Kita cuman kebaktian pake piano. Yang maen piano juga biasa aja. Pemimpin pujiannya juga orang-orang biasa. Ada kasir rumah sakit, ada guru. Ngga ada yang punya kemampuan MC yang wah … yang bisa menarik jemaat. Lagu-lagunya juga lagu-lagu biasa. Yang khotbah juga orang-orang biasa. Ngga ada yang lulusan STT. Mereka semua orang-orang ‘awam’. Ada yang dokter, dosen. Pokoknya semua orang biasa.

Tapi guys, suasananya luar biasa. Saya belum pernah di Indo dateng ke 1 kebaktian yang suasananya bisa menandingi atmosfir penyembahan di gereja itu. Begitu jemaat berdiri dan kita nyanyi 1 lagu, suci-suci-suci, hadirat Tuhan langsung turun. Begitu pemimpin pujiannya membacakan 1 bagian dari mazmur, hati saya bisa langsung nyesss … seolah-olah Tuhan sendiri yang berbicara. Kalau pas pengkhotbahnya yang notabene orang-orang awam khotbah, semua jemaat diam. Saya sendiri bisa terheran-heran, apa yang mereka bicarakan, banyak yang saya sudah tau, tapi kalau mereka bicara itu beda. Mereka punya kuasa. Mereka tidak khotbah dengan bahasa yang tinggi-tinggi, mereka ngga pernah kutip kata-kata orang-orang terkenal, mereka khotbah dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga saya yang mandarinnya pas-pasan aja bisa ngerti dengan jelas.

Apa sih yang mereka khotbahkan?!

Berkat?! Kesembuhan?! Bisnis lancar?! NGGA.

Dari minggu ke minggu yang mereka khotbahkan intinya selalu sama. PENGABARAN INJIL. Topiknya bisa beda-beda, tapi intinya selalu sama. PI. Mereka juga bicara soal kasih Tuhan, soal pengampunan, soal tanggung jawab, tapi mereka selalu membawa kepada PI. Berapa banyak orang yang sudah kamu bawa kepada Tuhan?! Apa semua keluargamu sudah percaya?!?!

Dan kalau denger kesaksian mereka, saya dan temen-temen saya selalu terharu. Kesaksian mereka ‘beda’ dengan yang kita sebut dengan kesaksian di Indo. biasanya di Indo orang bersaksi, dulu saya sakit. Puji Tuhan sekarang sembuh. Bisnis saya dulu bangkrut, Puji Tuhan sekarang lancar. Tapi di China …

Ada kesaksian tentang seorang anak perempuan. Papa mamanya ngga percaya Tuhan. Tiap kali anaknya berdoa selalu diomelin. Kalau di Indo kita pasti berharap akhirnya papa mamanya percaya. Memang akhirnya papa mamanya percaya. Tapi papa mamanya percaya justru di hari PEMAKAMAN anak perempuan itu. Anak itu akhirnya mati karena kecelakaan yang tragis … menurut kita itu ngga happy end … tapi setelah papa mamanya percaya Tuhan, mereka selalu bawa orang ke gereja. Pernah di 1 kebaktian mereka bawa 8 orang!! Dan semuanya (8 org itu) percaya Tuhan! Ada kesaksian tentang seorang pensiunan kepala sekolah yang akhirnya bertobat. 4 hari sesudah dia bertobat, dia bawa 2 orang percaya Tuhan. 6 bulan kemudian, dia buka 1 persekutuan di rumahnya! Kepala sekolah ini tiap kali baca alkitab pasti nangis … dia menyesal kenapa ngga dari dulu percaya Tuhan!

Ada lagi kesaksian tentang seorang yang bisnisnya bangkrut, karena stress dia sakit parah, lalu di rumah sakit dia percaya Tuhan Yesus (kalau di Indo biasanya ‘akhirnya happy ending’ penyakitnya sembuh, bisnisnya lancar), tapi dia ngga. Setelah dia percaya Tuhan Yesus, sakitnya tambah parah. Akhirnya … MATI. Ngga happy end kan?! Itu kan menurut kita … menurut Tuhan itu happy END!

Kesaksian yang laen tentang seorang suami, istrinya meninggal (ngga disembuhkan Tuhan loh!) Trus dia malah kesaksian. Selesai kesaksian dia nyanyi 1 lagu. You Yi Wei Shen (There’s A God).

Guys, can u see the difference?!

Mereka TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN KENYAMAN MEREKA! itu bedanya dengan kita. Yang mereka pikirkan itu kemuliaan Tuhan, jiwa-jiwa, bukan bisnis lancar! Bukan kesembuhan. Pikiran mereka selalu, gimana caranya supaya ada lebih banyak lagi orang yang percaya sama Tuhan.

Fokus dari anak-anak Tuhan di China itu adalah jiwa-jiwa, jiwa jiwa dan JIWA-JIWA. Mereka ngga pernah berdoa minta sound system terbaru, mereka tidak pernah berdoa untuk mobil pastori yang baru … boro-boro mikir mobil, punya sepeda aje udeh Haleluya Puji Tuhan! yang mereka doakan adalah, TUHAN NYATAKAN KEMULIAANMU. Tambahkan jumlah orang-orang yang percaya. Kau sudah berkati kami dengan kasih-Mu yang melimpah, kami mau orang-orang laen juga percaya, juga menikmati kasih-Mu.

Ngga heran kalau jumlah orang percaya terus bertambah!
Karena MEREKA TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI. yang mereka pikirkan itu TUHAN! Gimana Tuhan ngga mengabulkan doa mereka, kalau mereka meminta apa yang jadi kerinduan Tuhan?!

Guys, saya ngga bilang tidak boleh berdoa supaya bisnis lancar, bukan itu. tapi kemana fokus hati kita! Berapa sering di Indo kita khotbah soal PI?!?! 1 bulan 1 kali … itu udeh banyak. Mereka tiap minggu! Dan ngga ada yang bosen. Kenapa?! Karena siapa pun yang khotbah, ada kuasa Tuhan yang bekerja. Dan banyak yang bertobat.

Hari ini, sebelon selesai kebaktian, ada seorang dokter yang bilang, bahwa dia yakin bahwa Tuhan PASTI akan menambah jumlah orang-orang percaya. Dia ngga bilang, semoga Tuhan menambah jumlah orang-orang percaya. Atau, Kalau Tuhan berkehendak. Dia bilang, Tuhan PASTI. Itu yang saya bilang iman yang bisa mengoncang surga. Mereka orang-orang yang sederhana, tapi mereka orang-orang yang mengerti hati TUHAN!

Saya sih ngga heran kalau nanti di surga saya melihat ada encim-encim yang jualan sayur di pasar punya kedudukannya lebih tinggi daripada banyak pendeta. Karena dia mengerti hati Tuhan! Kemana hati Tuhan tertuju! Jiwa-jiwa. Itu hati Tuhan.

Di Indo kita ribut soal transformasi … tapi masalahnya itu ngga akan bisa terjadi kalau orang-orang Kristen di Indo terus bersikap kayak anak-anak MANJA, yang cuman peduli dengan kesehatan saya, mobil saya, gereja saya, rumah saya, bisnis saya, anjing saya … saya saya saya dan saya. selama gereja cuman peduli dengan KESEJAHTERAAN gerejanya … non sense. Kalau gereja cuman peduli sama nama baik gereja, tata tertib gereja, mobil gereja, doktrin gereja, sound system gereja … pernah ngga sih kita berpikir, apa Tuhan seneng denger doa yang isinya cuman berkati saya, berkati saya, berkati anjing saya!

guys, GROW UP!! STOP MIKIRIN DIRI SENDIRI. pikirkan orang laen! Pikirkan gereja lain. Jangan cuman kebutuhan gerejamu! Pikirkan negaramu, jangan cuman dirimu!

Guys, saya dan teman-teman saya di sini berpikir … kapan yah, kalau kita balik ke Indo kita bisa liat gereja-gereja berubah. Ngga saling berantem. Ngga saling tuding-tuding, “Sesat loe! Gereja gue paling bener, paling sah.”  Kapan yah kita bisa liat anak-anak muda di banyak gereja, bisa puji Tuhan dengan semangat sekalipun tanpa musik … kapan yah kita bisa liat anak-anak Tuhan di Indo punya semangat yang berkobar-kobar untuk PI ke orang-orang di sekelilingnya. Kapan yah kita bisa denger kesaksian-kesaksian yang lahir dari kesesakan … bukan cuman karena dapet rejeki nomplok! Ujian lulus! Kapan ya …

Saya rindu, itu sudah terjadi sebelon Tuhan Yesus datang kembali …

 



wishchjr@yahoo.com 

Inti Paradigma Gereja ( Bagian 1)

Inti Paradigma Gereja ( Bagian 1)

Ini adalah sebuah wacana, yang saya rangkum secara singkat dari berbagai sumber, berbagai pemikiran, berbagai ide, dan hal-hal yang pernah saya dengar - Bagian 1 -

Diawali dengan Kisah Adam di Taman Eden

Mari kita melihat kembali kisah pencipataan manusia pertama. Jika kita teliti, Tuhan menciptakan alam semesta dengan FrimanNya. Dia cukup menyebutkan terang, maka jadilah terang, Dia cukup menyebutkan daratan, maka jadilah daratan. Namun ketika Dia menciptakan manusia, Dia harus turun tangan, dengan penuh perhatianNya, Ia membentuk manusia dari debu tanah, dan kemudian menghembuskan nafas kehidupan melalui hidungnya. Sungguh sebuah peristiwa yang menunjukkan betapa Tuhan sangat memperhatikan manusia, dan Ia sangat menyayangi manusia. Bahkan sampai manusia dibentuk menurut GambaranNya, seperti DiriNya sendiri.

Artinya manusia menduduki tempat paling istimewa dibanding makhluk apapun di seluruh jagad raya ini di hadapan Tuhan Sang Pencipta. DitaruhNyalah roh dan jiwa yang meliputi emosi, kehendak dan perasaan, di dalam tubuh manusia. Supaya manusia itu memiliki kehendak bebas dalam menentukan pilihan hidupnya dan mampu memikirkan bagaimana ia menguasai bumi dan seisinya.

Setelah Adam hadir di muka bumi, Tuhanlah yang menjadi penuntun hidupnya. Dia mengajari Adam akan segala sesuatu yang ada di bumi. Tuhan begitu sayang kepada Adam, Dia menciptakan sebuah Taman yang indah untuk tempat tinggal Adam. Hubungan mesra antara Tuhan dengan Adam benar-benar nyata. Bahkan Dia juga memberikan seorang teman penolong bagi Adam, yaitu Hawa. Adam dan Hawa menjadi sebuah Keluarga, yang memiliki hubungan yang sangat erat dan mesra dengan Tuhan. Sampai suatu ketika, karena pilihan dan kehendak manusia itu, manusia itu harus terpisah dari Tuhan karena terjatuh dalam dosa. Dosa membuat manusia menjadi kotor dan najis, karena itu mereka diusir dari Taman Eden dan menutup lokasi Keberadaan Pohon Kehidupan dengan menempatkan Makhluk-makhluk Sorga untuk menjaganya. Ya, manusia sejak saat itu, sudah kehilangan hubungan yang mesra dan istimewa dengan Penciptanya.

Tuhan menginginkan hubungan dengan manusia yang mesra itu kembali.

Ketika manusia jatuh dalam dosa, dia berada di bawah kekuasaan iblis. Mereka tidak dapat lagi bersama-sama dengan Tuhan. Iblis sudah merebut Otoritas Kerajaan itu. Itulah strategi iblis sejak awal. Ia ingin menghancurkan manusia ciptaanNya, karena mungkin merasa sakit hati dengan Tuhan setelah dijatuhkan ke bumi. Ia memakai segala cara agar CiptaanNya yang sangat berharga itu hancur dan mati. Sementara Tuhan juga tidak rela apabila manusia mati dalam cengkeraman iblis, Ia menginginkan manusia itu kembali kepadaNya. Bahkan ia rela turun ke bumi menjadi wujud manusia untuk mengambil manusia dari cengkeraman iblis. Meskipun dengan harga yang sangat mahal, yaitu darahNya sendiri harus tertumpah. Namun ternyata, keinginan dan kerinduan Tuhan itu tidak sia-sia, sebab iblis sudah melepaskan manusia, ia tidak punya daya untuk membelenggu manusia lagi dalam jerat maut. Sebab maut sudah dikalahkan oleh Yesus dengan kebangkitanNya.

Merupakan sebuah Misteri antara Tuhan dan iblis dalam memperebutkan manusia. Yang jelas manusia sudah ditebus. Manusia yang seharusnya menjadi budak iblis karena kejatuhannya dalam dosa, sudah dibeli oleh Sang Penebus. Ya! manusia sudah bebas.

Dan sekarang semua keputusan ada di tangan manusia. Manusia bebas memilih. Apakah mau memilih ikut Tuhan dengan segala perjuangan, kesusahan, jerih payah, aniaya, dan kesakitan di dunia dengan janji kehidupan kekal yang pada akhirnya , dan yang kita tahu bahwa itu adalah nyata terjadi setelah kehidupan di bumi , atau mengikut iblis dengan segala kenikmatan dunia, kekayaan, kehormatan, kesenangan yang fana, meskipun mendapatkan kematian kekal pada akhirnya?

Yang jelas, dunia ini bukan tempat yang dijanjikan Tuhan untuk manusia. Dunia menuju kepada kehancuran, karena dunia sudah sangat kotor dan rusak. Tuhan ingin memberikan manusia sebuah tempat yang jauh lebih baik bernama Langit dan Bumi yang baru (Wahyu 21-1-8), yang bebas dari segala macam penyakit, kenajisan, dosa, kekotoran, kesedihan akibat dosa dan kuasa iblis. Namun demkian, ia menjanjikan sebuah tuntunan, dan penyertaan, agar manusia bisa melewati segala perjuangan, sakit aniaya, selama hidup di dunia. Karena manusia yang memilih mengikut Tuhan akan ditolak oleh dunia, dan harus memikul salibnya.

Dan sebaliknya iblis memberikan janji-janji kenikmatan dunia ini. Kemewahan, kesenangan, hawa nafsu, kekayaan materi, kehormatan, kuasa di bumi, yang sangat nyaman dan menyenangkan, namun berusaha menutup-nutupi kenyataan bahwa iblis dan pengikutnya setelah kehidupan di dunia akan dimasukkan ke neraka selama-lamanya.

Manusia seringkali terkecoh, dan tidak sadar. Mereka banyak yang tertipu oleh bujuk rayu iblis akan kesenangan dunia. Mereka lupa bahwa Tuhan tidak memberikan itu semua, karena semuanya akan lenyap.

Sekali lagi Tuhan sangat ingin, sangat rindu, dengan hasaratNya yang terdalam, untuk mendapatkan kembali sebuah hubungan yang mesra seperti kisah di Taman Eden, dimana Tuhan menjadi pemimpin manusia, Tuhan secara langsung berbicara kepada manusia tanpa perantaraan apapun, Tuhan menginginkan manusia menjadi mempelai perempuanNya.

Kedatangan Tuhan Yesus memulihkan hubungan itu, bersukacitalah !

Ya! Sebuah kabar yang sangat membahagiakan bagi manusia, Tuhan menginginkan hubunganNya dengan manusia dipulihkan. Ia menginginkan sebuah perjanjian damai, berapapun hargaNya, Ia mau bayar, karena begitu besar cintaNya kepada manusia. (Yoh 3:16). Ia menginginkan hubungan mesra itu lagi.

Kita bisa membayangkan seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, terpisah begitu lama, sang wanita tidak dapat berbuat apa-apa karena ia dikurung dalam rumahnya yang mewah oleh orang tua tirinya, dia tidak dapat mencari sang pria. Sementara sang pria kemudian bertekad untuk mencari wanita ini, apapun harga yang harus dibayar, ia mau membayarnya, meskipun dia harus mati, asalkan ia bisa mengobati kerinduannya untuk bisa bertemu dengan sang wanita. Tanpa melalui telpon, atau sekedar SMS, tanpa melalui surat atau sekedar kabar terdengar, tapi benar-benar bertemu untuk kemudian dipeluk dalam Pelukan yang hangat dan Mesra, dan kemudian dilamar dan menjadi pendamping hidupnya di rumahnya.

Demikianlah kerinduan Tuhan itu sebenarnya. Tuhan Yesus sudah datang ke dunia, Dia sudah mengadakan negoisasi dengan iblis untuk menebus manusia dari kurungan iblis. Manusia sepenuhnya telah lunas dibayar. Namun ia akan benar-benar bebas jika ia mengenali dan menerima sang penebus.

Masuk akal bukan? Tentu Sang Penebus tidak akan mengijinkan manusia yang menolakNya untuk ikut menjadi penghuni Kerajaan yang baru. Bagaimana manusia bisa menghuni Kerajaan yang baru apalagi menjadi mempelai Sang Raja, apabila mereka tidak menerima Sang Penebus yang menebus dirinya, mereka menolak penebusan itu, mereka memilih tetap tinggal dalam cengkeraman iblis yang nyaman?

Bagaimana manusia bisa mendapatkan kehidupan kekal, kenikmatan kekal, dan menjadi mempelai Raja, kalau ia sendiri tidak mau meninggalkan dunia? Bagaimana itu bisa terwujud, jika Tuhan Yesus yang sudah datang , capek-capek, bahkan harus mati lagi, kemudian mentah-mentah ditolak?

Jika kita sebagai manusia mengalami seperti itu, pasti akan sangat sedih dan kecewa. Kekasih yang dirindukannya menolak dia. Padahal dia sudah mau datang dari jauh, capek, bahkan harus mati, namun pada akhirnya ditolak?

Jadi kita mesti sadar kedatanganNya itu adalah bukti KerinduanNya yang besar kepada manusia. Kita harus menyambutNya, menerimanNya dan memutuskan untuk melepaskan diri dari 'kurungan' kita yang nyaman tapi palsu untuk mengikutiNya. Meskipun pada awalnya kita akan berjalan dengan penuh perjuangan menuju KerajaanNya itu untuk menjadi mempelaiNya.

Tirai Bait Allah sudah robek, tidak ada lagi halangan datang kepada Tuhan !

Ada sebuah kejadian saat Penyaliban Yesus di kayu salib, yaitu bahwa Tabir Bait Allah robek dari atas ke bawah. Konon menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa tabir/tirai itu setebal kurang lebih 30 cm, agar tabir/tirai tersebut tidak mudah terbuka sehingga manusia tidak dapat melihat apalagi masuk dengan mudah ke dalam Ruang Maha Kudus di Bait Allah.

Apakah artinya? Ya! Ini berarti sudah tidak ada lagi penghalang antara manusia dengan Tuhan. Kurungan itu sudah dibuka lebar-lebar. Sebab ruangan yang biasa dipakai untuk membakar korban tebusan dosa bagi umat Israel pada masa itu oleh Imam Besar sudah tidak dipakai lagi, karena Tuhan Yesus telah menyerahkan dirinya menjadi Korban Penebus Dosa untuk semua manusia, sekali untuk selama-lamanya. (Ibrani 9:1-28). Manusia sudah dibayar penuh,sekali untuk selama-lamanya dan dia berhak untuk melepaskan diri dari kurungan dosa.

Tuhan sudah membuka tabir itu, Dia sudah membayar lunas semua harga untuk menebus manusia, tinggal keputusan manusia, apakah dia mau keluar dari kurungan dosa yang nyaman bagi daging itu untuk menemui Sang Penebus dan mengikutiNya, atau tidak?

Hari ini, sekarang ini , detik ini, ketika anda membaca tulisan ini, saya beri tahu kepada saudara bahwa anda sudah ditebus, anda bisa menemui Kekasih anda lagi, dan mengikutiNya untuk dijadikan MempelaiNya.

Anda sudah diundang untuk masuk ke dalam KerajaanNya. Sekarang adalah keputusan anda, mau atau tidak? MengikutiNya dengan sedikit perjuangan yang diperlukan untuk sampai ke tempat kediamanNya, atau tinggal saja dengan nyaman di kurungan dunia ini, dengan menikmati sofa hangat, kopi nikmat, kekayaan, hawa nafsu, kenyamanan, yang semuanya itu akan hancur? Terserah anda sekarang! Silakan tentukan pilihan ! Dan anda diberi waktu untuk memilih selama anda hidup di dunia ini, enak bukan?

Inti Paradigma Gereja ( bagian 2 )

Inti Paradigma Gereja ( bagian 2 )

Fungsi Dasar Gereja menanggapi Karya PenebusanNya ( Apa fungsi keberadaan Gereja setelah Tuhan Yesus melepaskan manusia dari belenggu dosa dan mengundangNya masuk ke Kerajaan Tuhan ? )

Setelah kita mengetahui secara sederhana bagaimana Tuhan hendak memulihkan hubungannya dengan manusia yang saya jabarkan pada Bagian 1, maka saat ini saya ingin menyampaikan mengenai Gereja dan Fungsinya.

Gereja itu apa ?

Gereja sudah menjadi sesuatu hal yang sangat umum yang sangat sering kita dengar. Namun tidak ada salahnya kita kembali menggali apa sebenarnya Gereja itu. Secara hurufiah Gereja berasal dari kata igreja (Bahasa Portugis). Kata ini berasal dari kata ekklêsia (Bahasa Latin) yang berarti dipanggil keluar (ek=keluar; klesia dari kata kaleo=memanggil). Jadi ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini). Namun secara umum gereja berarti sekelompok orang yang mengaku dirinya Kristen yang terikat dalam ikatan Kasih Persaudaraan. Dan Gereja saat ini menjadi sebuah tren untuk menamakan sebuah gedung yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Kristen ini untuk melakukan ibadah, dengan sebuah Organisasi yang menaunginya, dimana di situ terdapat sebuah Struktur Organisasi yang mengaturnya. Dan banyak orang-orang Kristen sudah terbiasa dengan hal ini.

Tetapi pada hakekatnya, kita harus melihat Gereja dari sejarahnya. Dalam Perjanjian Baru bahkan tidak ditemukan kata Gereja secara gamblang. Lalu bagaimana Gereja sekarang menjadi sebuah pokok utama di tengah komunitas Kristen?Untuk menandakan keberadaaan dirinya, menyatakan identitasnya sebagai orang-orang yang mau mengikut Kristus, dinamailah kelompok Kristen ini dengan Gereja. Sedangkan Tuhan menyebutnya dengan JemaatKu atau umatKu. Demikian juga dengan Kristen, kata ini disebut pertama kali untuk menamakan jemaat di Anthiokia, yang mengaku bahwa mereka mengikuti Ajaran Yesus.

Gereja menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam komunitas Kristen sejak saat itu. Berbagai pemikiran, ideologi, dan pemahaman bermunculan mengenai idealisme sebuah Gereja.

Perkembangan Gereja

Sejak terbentuknya Gereja untuk pertama kali di jaman Rasul-rasul sampai keberadaan Gereja saat ini, begitu banyak terjadi perubahan-perubahan. Kita bisa melihat dari berbagai sumber mengenai Sejarah Gereja dan perkembangannya.

Jika kita teliti secara cermat, terjadi kenaikan dan penurunan 'kualitas' Gereja.

Penurunan yang paling puncak terjadi ketika Di abad ke-16, ketika Paus Leo X memulai sebuah proyek pembangunan Basilika yang membutuhkan dana yang besar. Paus Leo X memberikan wewenang kepada pastor Johann Tetzel untuk memberikan pengurangan dosa atau penghapusan dosa (indulgensi) berupa Surat Indulgesi kepada mereka yang menyumbang dana untuk pembangunan Basilika. Wewenang inilah yang menjadi pemicu konflik antara Marthin Luther dengan Gereja yang mengesahkan jual beli Surat Indulgensia atau surat penebusan dosa kepada jemaat pada masa itu, dimana dosa jemaat Gereja akan dihapuskan/dikurangi apabila membeli Surat Indulgensia tersebut untuk menyumbang Gereja.

Jelas ini merupakan penyimpangan Kekristenan yang sangat parah. Dimana pengampunan dosa bisa didapat hanya dengan membeli Surat Indulgensia. Dan ini berarti Gereja pada masa itu mengalami penurunan kualitas yang paling parah. Mengapa ini bisa terjadi?

Karena iblis tidak ingin manusia mengikuti undangan Tuhan. Campur tangan kuasa gelap yang merasuki pikiran-pikiran orang-orang dalam Gereja, membuat Gereja mengalami penurunan. Mereka ingin merusak Gereja.

Namun Puji Tuhan, Dia juga tidak tinggal diam, Dia-pun campur tangan untuk memulihkan Gereja kembali kepada jalurnya. Bahkan sampai saat ini, perseteruan antara iblis dan Tuhan untuk memenangkan Gereja masih berlangsung. Tuhan senantiasa memperbaharui dan mencoba untuk membawa Gereja tetap pada 'JalurNya', sementara iblis mencoba menghalang-halanginya bahkan tidak segan-segan mencerai beraikan, merusak, mematahkan Gereja, menyamarkan Tujuan Gereja, dan menyibukkan Gereja dengan hal-hal yang tidak perlu. Iblis sangat benci terhadap Gereja yang berajalan di JalanNya.

Gereja masih dalam tahap pemulihan untuk bisa tetap pada Jalurnya sampai sekarang ini. Gereja masih terus di-reformasi dan di-restorasi sampai pada penyempurnaannya nanti. Jadi jangan puas dengan keberadaan Gereja saat ini, karena Gereja belum sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus terbuka terhadap pemulihan dan pembaharuan itu.

Lalu apakah Jalur atau Misi atau Panggilan atau Kodrati sebuah Gereja yang sebenarnya? (Apa Fungsi Keberadaan Gereja di tengah dunia?)

Sebuah pertanyaan yang mendasar terhadap keberadaan Gereja. Untuk apakah Gereja (kelompok orang percaya) itu harus hadir di dunia? Apa tugasnya? Apa yang menjadi tujuan utamanya?

Matius 28:19-20, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Di dalam ayat inilah terkandung semua Tugas Gereja, dari sinilah semua misi, pergerakan, motivasi, dan fungsi Gereja itu bersumber.

Ya! Gereja ada untuk menyampaikan Kabar Sukacita itu kepada semua orang, terutama mereka yang belum mendengar tentang Kabar Sukacita bahwa Tuhan Yesus, Sang Penebus, telah datang, untuk menebus dosa manusia, Ia menjemput 'mempelainya' untuk diajak masuk ke KerajaanNya dan menjadi permaisuriNya.

Sebab Kabar Sukacita itu belum terdengar oleh semua orang. Banyak orang yang masih belum percaya akan kebenaran Kabar itu, banyak orang masih ragu apakah 'Kekasih Hati' mereka telah datang menjemput? Untuk itulah Gereja ada.

Gereja yang berarti sekumpulan orang-orang percaya yang sudah percaya akan Kedatangan Sang Penebus, yang sudah meyakini bahwa Kabar itu benar-benar nyata bukan sekedar kabar burung atau isapan jempol, harus bergerak cepat untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Peristiwa KedatanganNya untuk menebus dosa memang hanya disaksikan oleh Para Rasul dan orang-orang pada masa itu. Karena Tuhan tidak bisa lama-lama di bumi, Dia harus menyiapkan tempat untuk kita semua yang mau percaya dan mengikut Dia. Dia pulang ke Sorga untuk membuatkan bagi kita tempat yang baru, yang jauh lebih baik daripada dunia ini. Namun Kabar itu harus tetap tersiar sampai ke ujung bumi, sampai semua orang di muka bumi ini mendengar akan kabar baik itu. Jadi Tuhan menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya (Matius 28:19-20), kepada GerejaNya semua. Dia juga memberikan Roh Kudus untuk menyertai Gereja dalam mengemban Tugas-Nya itu. Jadi selama mengemban tugas itu, gereja harus selalu bertanya kepada Tuhan, agar tugasnya bisa dilaksanakan dengan tepat sesuai KehendakNya.

Gereja mengemban tugas yang sangat mulia, dan inilah BLUE PRINT Gereja :
-Menyampaikan Kabar Sukacita itu kepada semua orang
-Meyakinkan orang yang belum tahu dan belum percaya bahwa Kabar itu benar adanya
-Mengajak orang-orang itu untuk bergabung dengan orang-orang yang sudah percaya
-Mengesahkan orang-orang itu untuk menjadi Warga Negara Kerajaan Tuhan dengan tanda Babtisan yang adalah 'Tiket' untuk bertemu dengan Sang Penebus yang akan mengajaknya tinggal bersama di dunia yang baru.
-Memelihara orang-orang dan dirinya sendiri (gereja) supaya tetap memiliki 'Tiket' itu sampai mereka 'tiba di rumahNya'
-Mengutus orang-orang yang sudah percaya kepada orang lain untuk menyampaikan juga Kabar Sukacita itu.

Sangat sederhana bukan pemahaman ini?

Jadi kesimpulannya, apabila Gereja yang ada sekarang belum menyadari, atau belum menjalankan akan Tugas Utamanya, maka sebelum waktunya usai, Gereja harus membenahi dirinya.

Bagaimana dengan Gereja yang ada sekarang?

Melihat kenyataan yang ada sekarang, jika kita jujur mengakui, Gereja yang sudah ada belum sepenuhnya memahami akan Tugas Utamanya. Gereja kadang menjadi terlalu sibuk dengan organisasinya dan program-programnya. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membahasnya, samapai akhirnya tidak tepat sasaran. Organisasi itu acap kali menjadi sebuah 'benang kusut' yang menghambat pelaksanaan Tugas Utama Gereja yaitu Amanat AgungNya. Gereja menjadi sebuah birokrasi yang kadang menghambat orang-orang yang belum tahu, yang belum percaya, yang belum mengerti akan Kabar Sukacita itu untuk memutuskan diri mengikuti Yesus.

Sampai disini, saya tidak pernah membahas mengenai Agama dan Organisasi Gereja. Namun pesan tentang Kabar Sukacita itu sudah tersampaikan kepada anda bukan? Apakah artinya ini?
Ya! Tuhan juga tidak pernah membicarakan soal Agama dan Organisasi Gereja yang menjadi denominasi yang terjadi saat ini, sebab itu bukanlah hal yang utama. Yang utama adalah agar Kabar itu tersiar, dan oarng yang mendengarnya menjadi percaya dan terpelihara. Dan justru Agama dan denominasi menjadi senjata yang menghalangi pelaksanaan Amanat Agung. Kita diutus Tuhan untuk menyampaikan tentang diri Yesus, dan kedatanganNya. Bukan untuk menyampaikan tentang Agama dan denominasi Gereja. Agama dan denominasi adalah ciptaan manusia, dengan maksud agar segala sesuatu yang berhubungan dengan pencarian Tuhan tidak menjadi kacau. Tapi ternyata kebanyakan malah benar-benar membuat kacau.

Sebenarnya semuanya itu sangat sederhana, namun kadang manusia (karena campur tangan iblis juga) membuat semuanya menjadi rumit dan berkelit-kelit, sehingga Tugas UtamaNya sebagai 'Pembawa Kabar' menjadi terlupakan. Bahkan lebih parahnya, manusia menjadi 'sulit' untuk bertemu secara langsung dengan Tuhan Sang Kekasih, karena mereka dikondisikan untuk melewati perantara-perantara lagi.

Terkadang Organisasi menciptakan sebuah birokrasi yang rumit, yang membuat jemaat 'awam' untuk datang kepada Tuhan sangat sulit, bahkan benar-benar tidak bertemu langsung. Mereka hanya mendengar saja, tanpa meyakini dan mengalamiNya sendiri (memang Tuhan saat ini tidak hadir di bumi, tapi karena Kuasanya , Dia bisa menyatakan diriNya kepada manusia secara langsung! Manusia bisa bertemu Tuhan secara langsung saat ini) Hal ini terjadi, karena organisasi-organisasi merasa 'takut' akan kesalahpahaman orang-orang awam dalam mengenal Tuhan-nya. Mereka kuatir terjadi kesesatan, mereka merasa perlu ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus, untuk belajar secara khusus mengenai Tuhan (theology) dan membayarnya (dengan maksud agar mereka mengabdi secara penuh kepada Gereja) untuk menjadi perantara antara Tuhan dengan jemaatNya.

Tetapi Tuhan menginginkan bertemu secara langsung! Tanpa ada perantara lagi! Tanpa sms atau lewat telpon, apalagi surat-suratan! Ia ingin, manusia bisa merasakan kehadiranNya, mengalami sentuhan lembutNya dan pelukan kerinduanNya! Jangan halangi kerinduanNya yang sudah sangat memuncak untuk bertemu kekasihNya, yaitu manusia, terutama mereka yang masih terbelenggu, terkurung dalam kurungan iblis yang nyaman tapi penuh kepalsuan itu.

Ingat ketakutan tidak ada dalam kamus kekristenan. Tuhan sudah berpikir ke depan akan kondisi jaman ini, dimana manusia bisa saja tertipu oleh kabar-kabar dusta dari iblis dan pengikutnya, maka Dia mencurahkan Roh Kudus kepada umatNya untuk menuntunnya. Apakah manusia lebih jago daripada Roh Kudus dalam soal pengenalan akan Tuhan? Apakah manusia sanggup melawan sendiri dengan kekuatannya segala tipu muslihat iblis? Sudah banyak terbukti manusia tidak sanggup. Tetapi Roh Kudus memampukannya.

Organisasi dan atribut-atributnya yang dibuat manusia semestinya menjadi alat bantu, bukan penghalang. Organisasi harus bisa menjadi fasilitator jemaat untuk benar-benar bisa berjumpa, dan mengalami hubungan yang dekat dengan Tuhan sendiri. Organisasi yang dibuat jangan menjadi sebuah 'kurungan' yang baru, sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus tidak merasa sulit, atau merasa asing, atau merasa tidak nyaman berada di dalamnya.

Inilah yang sering terjadi, orang-orang yang belum percaya dan belum mengenal Tuhan bukannya diajak untuk mengenal Tuhan secara pribadi, tapi dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan organisasi itu dengan dalih supaya bisa mengenal Tuhan dengan benar. Dan pada akhirnya orang-orang itu bukannya mengenal Tuhan secara pribadi, namun mengenal denominasi dan organisasi serta atribut-atributnya yang kadang sangat rumit. Sehingga mereka tidak bertumbuh, mereka mendapatkan pemahaman yang salah tentang kekristenan dan tentang Tuhan Yesus sendiri. Mereka merasa cukup puas dengan sekedar hadir di tengah organisasi itu. Tanpa ada pengertian bahwa mereka menjadi anggota Gereja yang seharusnya melakukan Amanat Agung itu. Tanpa ada komitmen dari diri sendiri untuk mengikut Tuhan. Tujuan dan Fungsi dasar keberadaan Gereja akhirnya terlupakan
Gereja seharusnya menjadi rumah yang hangat, tempat dia belajar, tempat dia berbagi, tempat dia dibekali pengertian-pengertian tentang Kekristenan yang benar sesuai tuntunan Roh Kudus. Tempat dia bisa bertanya dan mendapatkan jawaban yang tepat, tempat dia merasa tidak sendiri dan dipedulikan. Tempat dia menyatakan engkaulah saudara dan saudariku kepada yang lain. Tempat dia dikuatkan dan akhirnya bertumbuh dalam Iman yang kuat.

Gereja menjadi tempat dia untuk mengenal siapa Tuhan, mengalami KasihNya, merasa benar-benar bertemu secara pribadi dengan Tuhan Sang Kekasih yang telah mengundangnya. Dan menjadi yakin bahwa Tuhan benar-benar nyata dalam kehidupannya, sehingga ia menetapkan diri untuk hidup dalam kekristenan. Gaya hidup nya diperbaharui, dan meninggalkan cara hidupnya yang lama yang penuh kesia-siaan. Dia menjadi pribadi yang bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah, dan pergi kepada yang lain juga, untuk menyampaikan Kabar itu.

Jadi mari sejenak kita melihat kembali yang sudah ada, sudahkah Kehendak Tuhan terjadi atas GerejaNya? Sudahkah tugas yang diberikanNya pada gerejaNya itu dijalankan dengan maksimal? Jika itu belum, maka mungkin belum dapat disebut sebagai Gereja.

Mari kita terbuka untuk pemulihan Tuhan terhadap GerejaNya.

Tuhan Memberkati saudara!

freeze_joe@yahoo.com

wishchjr@yahoo.com
jane_pangemanan@yahoo.co.id

Minggu, 16 Mei 2010

Memandang Muka!

Subject: Memandang Muka!
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston. Mereka berjalan dengan malu-malu menuju kantor pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.
“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang sekretaris cepat.
“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.

Sang pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. Bolehkah?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”

“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”
Sang pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi dipedulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seringkali bersikap seperti pimpinan Harvard itu, menilai orang dari baju yang dipakai, dan sesungguhnya kita salah besar karenal, baju hanya tampilan luar saja. Apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai.

Kenalkah kita dengan Bob Sadino? ya benar, dia merupakan ada salah satu pengusaha besar di Indonesia yang cakupan lini bisnisnya cukup luas. Mungkin salah satu usahanya yang sering kita lihat di TV adalah properti karena dia merupakan pemilik dari Agung Sedayu Grup, tapi dalam penampilannya sehari-hari hanya memakai celana pendek + kemeja.

Jadi, janganlah kita menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja, karena baju-baju seringkali menipu...

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." ~ 1 Sam 16:7b ~


Sumber :
- Thanks to Juino
- Adrian
- beberapa sumber.

Senin, 15 Maret 2010

TIGA HARI SAJA

RENUNGAN : TIGA  HARI  SAJA
Sebenarnya, kita hanya punya 3 hari saja...
Yang pertama:

Hari kemarin.  Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
                 Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
                 Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...
Yang kedua:
Hari esok.  Hingga mentari esok hari terbit, Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
              Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
              Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah
                                        hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini.
Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.  Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda. Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena
siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri.
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga! 

Kamis, 25 Februari 2010

Orang Tua Bijak

Menjadi orang tua tidak ada sekolahnya, dengan demikian untuk menjadi orang tua biasanya mereka berkaca dari apa yang telah mereka alami dulu ketika masih anak-anak. Padahal bisa jadi apa yang dialaminya dulu sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan saat ini. Oleh karena itu dalam artikel ini akan diulas bagaimana menjadi orang tua dambaan anak-anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Mau meminta maaf dan mengucapkan mengucapkan terima kasih.
    Ketika orang tua mau melakukan hal itu, anak merasa dirinya dihargai, dan pada akhirnya anak juga akan     melakukan tindakan yang sama
2. Menepati jika berjanji.
    Hendaknya orang tua menepati janji yang telah disepakati bersama anak, karena jika tidak, akan membuat     tidak percaya kepadanya.
3. Tidak memberikan “label” pada anak.
    Tanpa disadari pemberian “label” kepada anak bisa mempengaruhi perkembangannya karena akan
    mempengaruhi citra anak terhadap dirinya, dan akhirnya citra semacam itu akan selalu melekat pada
    dirinya.
4. Senyum dan memberi sentuhan fisik
    Senyum adalah sodaqoh, dan anak akan berkembang dengan emosi yang positif ketika orang tua banyak
    tersenyum kepadanya. Sementara itu ciuman atau belaian singkat akan memberikan rasa aman bagi anak.
5. Lebih baik melakukan tindakan daripada sekedar kata-kata.
    Daripada orang tua teriak-teriak ketika anak tidak merapikan mainannya, akan lebih efektif jika ibu
    bersama-sama dengan anak untuk membereskan semua itu.
6. Lebih merespon ketika anak berbuat negative, daripada ketika anak berbuat positif.
    Ketika anak berbuat baik, tidak ada komentar ataupun pujian dari orang tua atas tindakan tersebut, karena     orang tua merasa demikian yang seharusnya dilakukan anak. Akan tetapi ketika anak banyak melakukan
    tindakan yang negatif, orang tua justru meresponnya. Hal ini akan menyebabkan anak cenderung
    mengulang tindakan negatifnya itu, karena bisa jadi anak berbuat negatif karena ingin mendapatkan
    perhatian orang tua.
6. Tidak mengucapkan kata “jangan”
    Daripada mengatakan “jangan” yang berarti menolak akan lebih baik jika orang tua menunjukkan alternatif     lain atas larangan tersebut. Karena ketika dikatakan tidak boleh anak justru penasaran dan justru ingin
    mencobanya.
7. Menghargai pertanyaan anak.
    Anak yang banyak bertanya dan bahkan suka “mengganggu” orang tuanya cenderung lebih cerdas
    daripada anak yang pasif. Dengan demikian, orang tua yang menstimulasi anak untuk lebih banyak bertanya     dan orang tua juga mau menjawab setiap pertanyaan anak akan menentukan kecerdasannya.
8. Tidak menghukum secara fisik
    Karena ketika pada awalnya hukuman fisik diberikan, anak akan merasakan sakit dan ia akan
    menghentikan perilaku negatifnya. Akan tetapi lama kelamaan hukuman fisik ini tidak efektif lagi, karena
    anak sudah terbiasa dengan rasa sakit itu, walaupun orang tua sudah meningkatkan cara memberi
    hukuman, yang membuat anak semakin sakit. Selain tidak efektif untuk menerapkan disiplin, hukuman fisik     juga bisa melukai harga diri anak dan merugikan hubungan anak-orang tua.